Mutia sedang duduk bersantai didepan teras tadi ia baru saja menerima telepon dari Orang tuanya yang mengatakan jika orang tuanya mendapatkan lamaran dari laki-laki yang sangat baik. Bahkan Ayahnya memuji laki-laki itu sebagai calon menantu kesayangannya. Dulu waktu menikah dengan mantan suaminya, ia yang memilih untuk menikah padahal sebenarnya Ayahnya tidak memaksanya untuk menikahi lelaki itu. Tapi karena ekonomi keluarga mengharuskan Mutia melunasi hutang pengobatan ibunya dan lelaki mantan suaminya itu yang memaksanya untuk menikahinya. Kana mendekati Mutia dan ia duduk disamping Mutia. "Ada apa?" Tanya Kana. "Kayaknya ada yang kamu pikirkan?" Tanya Kana. "Saya nggak apa-apa Bu," ucap Mutia. "Cerita dong! Jangan dipendam! Nggak usah panggil Ibu dong, panggil nama aja!" Pinta Kan