Wanita yang ia baringkan diranjang ini adalah satu-satunya wanita yang ingin ia jaga seumur hidupnya. Ia bahkan tidak tega membuatnya terluka, apalagi membuatnya menangis karena kecewa. Tapi ada seorang laki-laki berstatus kakak tirinya, berani mengacam nyawa wanita kesayayangnya ini dan itu membuatnya geram. Jika tadi Bita mengalami kecelakaan dan terluka parah, ia tidak akan pernah melepaskan Andika. Berani melukai istrinya berarti harus siap menerima akibatnya. Fajrin melihat kearah perut Bita dan ia menyentuhnya dengan pelan seolah membelai janin yang mulai tumbuh di perut istrinya. "Nanti kita periksa sama-sama!" Ucap Fajrin. "Iya Mas, tadi aku hanya ingin memastikan kalau aku benar-benar hamil Mas," ucap Bita tersenyum lembut dengan matanya yang menebengkan karena habis menangis.