“Abang!” “Apaan sih, Yol! Nggak usah teriak-teriak! Kayak nggak lo banget!” ujar Dipta mengomentari aksi teriak-teriak Arsa. Sekarang Dipta merasa adiknya yang manis berubah. Anak itu seperti bergabung pada squad keluarga kecilnya yang hidup di hutan rimba dengan personil Dira, Icha dan Michell. “Yang calm gitu.. Kan kita harus mikirin jodoh masa depan Isyana. Lo nggak boleh bertingkah seolah-olah Isya tuh bakalan cuman punya lo aja di dunia ini, Yol!” Kepala Arsa rasanya seperti dijatuhi palu godam- hampir pecah, karena tingkah mengesalkan laki-laki dihadapannya. Andai Arsa bisa menarik kaca terbesar di seluruh dunia lalu membawanya untuk Dipta berkaca, pasti akan Arsa lakukan. Dipta tampaknya lupa bagaimana ekstrimnya manusia itu ketika Marischa Darmawan kecil dulu. I “Abang ke sini