"Jadi gimana? Perusahaan kita dapet suntikan dana kan Mas?" Sadewa- Papah Ariana mengangguk lemah meski jemari tangannya terkepal di bawah meja. Sadewo bernafas lega. Akhirnya.. Meski ia harus merelakan laki-laki yang dicintai almarhum sang putri, perusahaan keluarga mereka tak harus pailit terlilit hutang. Jika dulu ia bisa meracuni otak Sadewa dengan pencorengan yang dilakukan oleh Ariana, kini ia menarik keponakannya kembali. "Mas.. Mas harus menarik Ariana pulang. Kita butuh Ariana Mas.." memejamkan mata Sadewa tersenyum miring. Hatinya sembilu bagai tersayat belati. Anak yang selama ini tak bisa ia pertahankan, kembali harus terluka karena ulah keluarganya sendiri. Ariana yang malang. Namun demi mempertahankan kesehatan sang Ibunda Sadewa harus merelakan buah hati dan