96

1109 Kata

Ariana bangkit dari meja makan. "Isyana, Mama ambil tas Kakak dulu ya. Tunggu di sini sama Papa." Ia meninggalkan ruang makan untuk menyiapkan keperluan putri tercintanya. Di belakang wanita itu Arsa ikut mengekor. Arsa menutup pintu kamar pelan agar Ariana tak kaget. "Sayang.. Kamu kok tega banget sih.." rengek Arsa. Ia memegangi perutnya yang terasa panas. "Aku salah apa Ariana?!" tanya Arsa. Sebagai laki-laki Arsa sudah sangat berpengalaman. Ia kerap melihat Dipta- Abangnya, mendapatkan siksaan oleh kakak iparnya. Dipta hampir tidak pernah selamat dan hidup tenang selama Dira belum memberikan kata maaf. "Perut aku sakit, Sayang." Kruk.. Kruk.. Suara demo dari isi organ dalam Arsa bahkan sudah terdengar sangat keras. "Wait! Aku ke kamar mandi dulu." Dengan langkah kaki menyerupai

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN