“Biarkan saya masuk! Jangan sentuh saya atau kamu tahu akibatnya?!” teriakan menggema hingga terdengar sampai ke ruangan kerja Dipta. “Pak.. Tamu Bapak memaksa untuk masuk.” Ujar asisten pribadi Dipta Darmawan. Kakak Prakarsa itu menghembuskan nafas. Entah keributan apa yang dibuat sampai asisten cantiknya tak mengusir si pembuat onar. Wanita itu biasanya tak menyukai keributan. Semua orang akan dia tendang sesuka hati dari gedung perusahaan. “Apa saya boleh membukakan pintu?” “Kamu dari mana, Sayang?” bukannya menanggapi, Dipta justru melakukan manuver lain. Ia menarik lengan sang asisten, mendudukan wanita cantik itu ke atas pahanya. “Wangi banget sih hari ini mentang-mentang gantiin kerja Robi.” Bisik Dipta sensual. “Pradipta Darmawaaan!!” murka seseorang di luar. “Pak maaf, Bap