32

1382 Kata

"Pagi Papaahhh.."  Arsa mengerjap. Lelaki yang masih bergelung manja dibalik selimut tersebut merubah posisi. Dari terlentang menjadi miring untuk melihat siapa gerangan pemilik suara menggemaskan yang menyapa paginya. Bibir Arsa melengkung kala menemukan Isyana sudah rapi. Ia melambaikan tangan. Memanggil Isyana agar bergabung dengan dirinya.  "Pelan-pelan nanti jatuh, Sayang." Peringat Asra karena si kecil tampaknya akan melompat dari atas sofa. "Kakinya harus barengan, ya!"  Isyana mengangguk dan, brukk!! Suara gedebuk menggema membuat Arsa terkekeh. "Sakit, Sayang?" tanya, Arsa kecil sembari membantu Isyana naik ke ranjang.  Si kecil tergelak saat jari-jari Arsa merayap. Menggelitiki setiap sisi tubuhnya. Isyana berulang kali mengucapkan kata ampun agar Arsa berhenti. Tapi tetap sa

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN