29

1302 Kata

Arsa berjalan mengendap bertumpukan pada jari-jari kaki. Sepelan mungkin ia membuka pintu kamar, berharap Isyana- Malaikat kecilnya tak akan terganggu lalu terbangun dari tidur. Setelah sampai tadi Isyana benar-benar melakukan aksi posesif. Mengusir Arsa. Memonopoli sang mamah. Gadis kecil itu bahkan meraung kala Ara berniat tidur bertiga. Arsa terusir. Benar! Barang sedikit pun ia tak dibiarkan berdekatan dengan ibu dari anaknya. Istri mantan dokter itu telah dicuri. Oleh sang buah hati.  “Sayaang...” Arsa mengguncang pelan tubuh Ariana. Sumpah! Arsa sangat takut Isyana akan terbangun lalu menangis lagi. Ia tak mau kembali diusir dari kamarnya sendiri. Rasanya sungguh tidak enak. “Yang, bangun.. Pindah kamar Isya yuk.” Ajak Arsa. Dia tak mau tidur sendirian. Sejak tadi Arsa telah memb

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN