“Aku mengerti perasaanmu! Aku sedang mencari tahu alasan dia melakukan itu padamu!” “Berhasil?” “Belum,” “Sudah kuduga!” celetukku saat mobil sudah terparkir sejajar dengan garis pembatas. Sebelum mematikan mobil dia menoleh, jemarinya bergerak mendekati wajahku. Aku mundur kebelakang, bibirku miring sebelah ke atas. Tangannya berhenti menggantung di udara, mata kami saling pandang. “Jangan menyentuhku!” ucapku dengan suara parau. Jujur, sulit sekali melawan Hasrat di hati. Hasrat untuk bersentuhan dengannya. Tapi aku tidak ingin menghinakan diriku di depannya. Aku bukan w************n yang bisa di jamah dengan mudah. Sky menarik tangannya, sesat dia menarik napas dalam dan menghembuskannya perlahan. Kepalanya bersandar di kursi. “Maaf,” ujarnya lirih. Kemudian mencabut kunci mobil d