Hati hati, aku dan rekan-rekanku melangkah. Tempat ini terlalu tenang seperti tidak ada aktivitas apa pun. Oding dan satu rekannya membuka salah satu pintu kamar, mataku terbelalak saat melihat Jie dengan tangan terikat di tempat tidur dan mulut dilakbat sedang meronta berusaha melepaskan diri. Seketika suara teriakan terdengar. Lampu dan sirine menyala menandakan ada bahaya, beberapa lelaki tegap lengkap dengan senjata ditangan datang menyerang Oding dan teman-temannya. Melihat Oding dan ketiga rekannya baku hantam, aku dan Sky segera menyelinap masuk ke kamar dan melepaskan Jie. “Aila? Kau masih hidup?” tanyanya membulatkan mata. “Tentu saja! Jie apa yang terjadi, mengapa kau bisa ada di sini? Siapa yang mengikatmu?” “Ceritanya Panjang Aila. Nanti saja kita ngobrol. Sekarang kita har