“Hei, siapa yang kau bilang sinting?” “Kau!” jawabku membulatkan mata padanya. “Ezi, sudahlah! Biarkan dia. Jika urusanmu sudah selesai, kita kembali ke hotel. Morgan menungguku.” Lerai Sky memegangi tangan wanita berhidung mancung itu, yang siap mendorongku. Mataku sinis menatap Sky, tanpa mengucap selamat tinggal, aku pergi meninggalkan keduanya. Di mal ini cukup banyak butik yang memajang gaun-gaun indah, tapi tidak satupun yang menarik hatiku. Aku masih terbayang gaun hitam tadi. Tidak ingin berlama-lama di mal ini karena khawatir Tuan Morgan marah, akhirnya aku membeli gaun merah marun seadanya. Saat akan pulang, aku melihat seorang wanita diapit oleh dua perempuan. Gelagat mereka sangat mencurugan. Walau tidak terlihat nyata, tapi aku tahu satu dari dua perempuan itu sedang merog