"Kita bicarakan lagi soal itu lain kali, Mas." Hanna bangkit. "Saya mau ke ruangan Tuan Bayu dulu, sudah ditunggu. Tinggalkan saja mangkoknya di meja, biar saya yang cuci." Hanna tidak mau merusak mood-nya sebelum bertemu dengan Bayu sehingga dia tinggalkan Bagas begitu saja. Hanna mengetuk pintu ruangan kerja Bayu sebelum dia masuk. Dia berjalan menuju kursi dan duduk di sana. Bayu pun berpindah tempat duduk ke hadapannya Hanna. Dia ingin melihat dengan jelas semua perubahan ekspresi di wajah perempuan itu. "Ada apa Tuan manggil saya?" Dari suara Hanna terdengar jika dia sedang merasa kesal. "Kamu lagi marah ya? Enggak marah sama saya, kan?" Bayu memperhatikan wajah Hanna. "Eh, enggak Tuan. Saya memang lagi kesel tapi bukan sama Tuan Bayu." "Oh, ya sudah. Gini, langsung saja ya. Sa