Cecilia memantapkan hatinya sebelum menelepon Darren, berulang kali gadis itu menghembuskan nafasnya dengan kasar guna menghilangkan beban yang menghimpit di dalam dadanya. "Hay, tumben malam-malam begini telepon." Terdengar suara Darren yang antusias dan seketika itu membuat Cecilia merasa bersalah. Memang harus dia akui jika tidak pernah menelepon pria itu terlebih dahulu, malahan Darren yang selalu berinisiatif untuk menghubunginya dan menanyakan bagaimana kabarnya lalu mereka akan membicarakan hal yang receh sampai Cecilia tertidur. "Aku hanya merindukanmu jadi telepon. Apa aku mengganggu tidurmu? Mau udahan saja?" ucap Cecilia sambil menggigit bibir menahan isak nangis agar tidak meluncur dari mulutnya. "Bukan begitu maksudku, Cecilia. Aku hanya terkejut karena kamu tidak pernah
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari