"Irene, apa Darren ada di ruangannya?" tanya Intan pada sekertaris sang adik yang sedang berkutat dengan banyaknya dokumen di kubikel kerjanya.
"Pak Darren ada di dalam ruangannya, Bu. Sejak tadi pagi beliau uring-uringan dan membuat suasana di lantai ini menjadi suram saja. Mana Mbak Cecilia juga enggak ketahuan ke mana rimbanya...." Irene langsung menutup mulutnya dengan tangan kanan saat menyadari jika dia sedang mengeluh kepada orang yang tidak tepat.
Intan hanya mengulas senyum maklum dan mengatakan tidak apa-apa kepada gadis yang sudah tidak terlihat tegang itu.
"Terima kasih atas informasinya, kamu bisa melanjutkan pekerjaanmu. Sudah makan siang? Kalau belum sempatkan makan sebentar saja, karena kesehatan itu mahal dan perusahaan tidak akan menanggung terus menerus untuk biaya k
