Bumi merangkul Asa lebih erat. Ia mendekap istrinya dengan penuh kasih dan mengangguk. "Aku nggak bohong, kau boleh tetap ikut main drama itu. Kamu harus ikut. Harus." Asa tersenyum lebar dengan matanya yang basah. Ia langsung memeluk pinggang Bumi. "Makasih, Pa. Papa emang suami terbaik di dunia." Bumi mencium puncak kepala Asa dengan lembut. "Jadi, hari ini kamu sengaja nggak latihan karena aku?" Asa menggeleng. "Tadi aku telepon Mas Fadil mau izin berhenti, tapi nggak boleh. Dia kasih aku izin dua hari buat mikir-mikir dan komunikasi lagi sama Papa." "Bagus, sekarang kamu tahu kalau kamu nggak perlu berhenti," ujar Bumi. Asa tertawa kecil. Ia yang sempat merasa harus menghapus mimpinya kini mulai bersemangat lagi. "Makasih, Pa. Sekali lagi makasih." Asa membelai wajah Bumi dan Bumi
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari