Bumi tiba di kantornya dengan perasaan tak keruan. Kedatangannya yang cemberut berhasil membuat Sanika dan Alex langsung bertukar tatap. Alex mengangkat bahu karena ia tak pernah melihat Bumi sedemikian muram di pagi hari. Sementara Sanika yang masih terbilang baru di sana merasa agak takut jika bosnya sudah memasang tampang tak enak di pagi hari. "Buatkan kopi untuk Pak Bumi," kata Alex pada Sanika. "Biar saya yang bicara dengan beliau." "Ya." Sanika berdiri lalu menuju pantry yang tak jauh dari ruangan Bumi. Alex mengetuk pelan pintu ruang kerja Bumi lalu melangkah masuk. "Tuan ... apa ada masalah besar?" Bumi duduk dengan kedua tangan berada di bawah dagu. Ia berpikir keras sejak tadi karena baru kali ini marah-marah dengan Asa. Ia tak tahu apakah ia yang keterlaluan atau memang Asa