"Kamu ngomong apa sama Asa?" Asa dan Tantri berbarengan menoleh pada Desti yang baru saja kembali ke dapur. Tantri berdehem pelan sementara Asa menggeleng. "Kamu ngomong aneh-aneh ke Asa?" tanya Desti lagi. "Nggak, Tante," jawab Tantri. "Aku cuma bantuin Asa bungkus kue." "Nggak perlu. Itu anak kamu rebutan ayam di belakang dan bikin nangis Xelo, mendingan kamu urus dulu anak kamu," kata Desti dengan nada ketus. "Ya. Ya!" Tantri melepaskan potongan bolu yang ia pegang lalu segera meninggalkan dapur. Terdengar desah napas panjang Desti. Wanita itu lantas menggantikan Tantri berdiri di sebelah Asa. Ia melihat bagaimana Asa memotong kue dengan bentuk presisi dan hampir mendekati sempurna. "Xelo beneran nangis, Ma?" tanya Asa memecah keheningan. Ia sudah berpikir selama beberapa detik b