Asa yang tadinya berada di mobil langsung menangis ketakutan melihat Bumi dihajar mentah-mentah oleh para preman. Mereka memang berjumlah banyak dan bertubuh besar. Jejas, bukan tandingan yang imbang untuk Bumi. Jadi, Asa merasa butuh bantuan. Ia mengerahkan tenaganya untuk berlari menuju pos sekuriti di dekat kompleks perumahan. "Pak! Pak! Tolong, Pak!" serunya pada sekuriti. "Ada preman ngamuk." "Oh, ya?" Sekuriti itu berdiri sambil mengedikkan dagu pada temannya. "Iya, Pak. Buruan! Suami saya dipukuli," isak Asa. "Tenang, Neng." Dua sekuriti itu ikut berlari bersama Asa yang sudah ngos-ngosan. Beruntung, ketika tiba di sana, Bumi sudah berdiri kembali dan memukuli para preman. Dengan dibantu sekuriti, akhirnya aksi para preman itu bisa dihentikan, beberapa di antara mereka kabur