"Sa?" panggil Bumi. Asa mengerjap. Ia menaikkan tatapannya dari d**a ke wajah Bumi. Ia pasti sudah merah padam saat ini. "Aku bisa obati sendiri kalau kamu ... kamu ...." "Nggak, Mas. Ini di punggung, lho." Asa mencoba menenangkan hatinya yang tak keruan lagi. Ia mengibaskan tangannya dengan gelisah. "Mas hadap ke sana aja." "Oke." Bumi menurut. Ia memutar tubuhnya dan memamerkan punggung pada Asa. Asa membuang napas panjang dari mulutnya. Tidak apa-apa, pikirnya. Bumi pernah mengobati tubuhnya juga. Ini akan impas. Dengan posisi ini, ia juga tidak akan melihat wajah Bumi, bibir Bumi dan ... oh, tidak! Kenapa Asa tidak bisa melupakan ciuman tadi? Asa mengulum bibirnya sembari menggeleng. Ia harus fokus. Sayangnya, punggung lebar Bumi tidak bisa membuatnya fokus. Ia benar-benar hilang