Bumi terkesiap dengan sikap Tantri yang mendadak. Ia segera menarik lengannya yang dipeluk oleh Tantri. "Kamu apa-apaan? Lepasin, bisa nggak?" Tantri mendesis pelan. Ia melepaskan lengan Bumi, tetapi ia menarik lengan besar itu dan membuat mereka berdiri berhadap-hadapan. "Udah lama kita nggak ketemu, Mas. Nggak usah ketus-ketus gitu." "Lagian kamu nggak sopan. Kenapa tiba-tiba kayak gitu?" Bumi hampir melangkah lagi, tetapi tangan Tantri dengan cepat menariknya lagi. "Mas kan tahu, aku suka sama Mas," ujar Tantri. "Mas bawa apa aja, nih? Aku capek pulang kerja, bawa jus, ya?" "Bukan buat kamu!" gerutu Bumi. Tantri menghentakkan kakinya di lantai teras. Betapa sulit menggoda Bumi yang sekarang. "Mas, jangan benci amat sama aku bisa, nggak? Mas harusnya tahu aku udah nyesel. Aku udah