Sepanjang perjalanan pulang, Bumi terus melirik Asa. Sesekali ia meremas tangan atau paha Asa. Ia tahu istrinya itu sangat kesal dengan keberadaan Tantri yang menyebalkan. "Sa, kamu nggak marah sama aku, kan?" tanya Bumi untuk ke sekian kalinya. Asa membuang napas panjang. "Nggak marah, cuma bete! Kenapa sih, Mas masih dikejar-kejar sama mbak Tantri? Padahal cowok tuh banyak di dunia!" Bumi mengangkat bahunya. "Ya, aku juga sering ngarep dia cepet nikah sama yang lain. Soalnya, kamu tahu sendiri kami bakal sering ketemu kalau ada kumpul-kumpul keluarga. Aku nggak suka." Asa mengangguk. Yah, mau bagaimana lagi. Ia harus tetap berhubungan dengan mantan istri suaminya. "Mas jangan mau disentuh lagi sama mbak Tantri!" "Nggak, Sayang. Tenang aja," kata Bumi. Ia mencolek dagu Asa hingga mem