Sepanjang perjalanan pulang menuju ke rumah Bude Ulfa— Salwa merutuki dirinya sendiri karena telah menjawab pertanyaan dari Jiavala dengan asal. Saking gugupnya sampai otaknya tak bisa berpikir jernih. Hingga apa yang ada di pikirannya tadi langsung diutarakan olehnya. Salwa pasrah jika Jiavala semakin membencinya. Jawabannya muncul begitu saja dan dia sudah berusaha berkata jujur. “Aa’ baik dan ringan tangan. Selalu ada saat aku sedang mengalami masa sulit. Hubungan kami saat ini hanya sebatas kakak dan adik.” “Tapi kalian bukan saudara!” “Aku sudah menganggapnya sebagai kakak. Meskipun kami tidak ada hubungan saudara.” “Menurutku tidak ada pertemanan antara pria dan wanita yang sudah dewasa. Karena salah satu diantaranya pasti memendam perasaan suka.” “Aku tidak memiliki perasaan—

