“Aa’ sakit? Tumben jam segini belum siap-siap. Biasanya sudah sampai kantor.” “Kepalaku pusing, Wa. Semalam aku tidak bisa tidur nyenyak. Badanku juga pegal-pegal gara-gara tidur di sofa.” “Seharusnya Aa’ ngalah aja. Pindah ke kamar bawah.” “Bukankah aku sudah menjelaskan alasannya, Salwa?” Mendapatkan tatapan tajam dari Jiva bukannya membuat Salwa takut— dia malah terkekeh pelan. Lalu memberikan segelas coklat hangat dan kue klepon. Tadi pagi dia bangun lebih awal karena semalam tidur cepat. Selepas sholat subuh— Salwa langsung turun ke dapur untuk membuat sarapan. Kedua tamunya adalah orang sibuk. Sebelum mereka berangkat ke kantor dia harus menyiapkan sarapan. Seperti yang biasa dilakukan oleh Bude Ulfa ketika keponakannya menginap di rumahnya. Ternyata Salwa lupa jika hari ini

