Jalan Pulang

1023 Kata

Sore ini langit menggantung mendung, seperti menahan hujan yang enggan turun. Dari jendela apartemen, Salwa memandangi langit itu sambil menggendong Rasyid yang baru saja bangun tidur. Rasyad masih bermain dengan Bude Ulfa di ruang tengah, menyusun mainan dari balok kayu. Ada kehangatan yang sederhana, namun cukup untuk mengingatkan Salwa pada arti rumah yang sesungguhnya. Jiva masuk ke ruangan dengan langkah tenang. Dia baru kembali dari rumah sakit. Wajahnya sedikit letih, tapi sorot matanya tetap teduh saat memandang Salwa. “Mau cerita sekarang?” tanya Salwa pelan, masih menatap ke luar jendela. Jiva mengangguk, lalu duduk di ujung sofa. “Aku sudah temui dia. Kusampaikan soal permintaannya— dan juga soal batasan yang kamu butuh jaga. Nggak ada janji, Wa. Tapi dia ngerti. Atau setidak

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN