"Pram, apa yang dikatakan oleh Seina benar?" tanya Papa Roland dengan suara menahan marah. "Ehmm, itu Tuan bukan seperti itu kejadiannya. Tadi, saya hanya mengingatkan Nyonya Seina supaya meneliti berkasnya terlebih dahulu sebelum tanda tangan," jujur Pram. "Kan Pram tahu kalau Seina masih baru, jadi, harusnya, dia kan yang mengerjakan semua itu," ujar Seina manja. "Mulai saat ini, kamu periksa saja terlebih dahulu. Jadi, nanti Seina tinggal tanda tangan saja," putus Papa Roland. Seina menjulurkan lidahnya mengejek Pram karena dia telah berhasil mempengaruhi Papa Roland. Sementara Pram, lelaki itu hanya bisa garuk-garuk kepala karena sekarang, pekerjaannya makin bertambah banyak. "Kalau begitu, saya permisi Tuan," ujar Pram. Setelah dia keluar, lelaki itu menggerutu sepanjang jalan.