Beberapa botol minuman keras yang memabukkan tersaji di atas meja.
Anggit sengaja mengundang beberapa teman untuk berpesta di apartemennya.
Suara musik yang kencang menjadi alasan para teman-teman Anggit meliuk-liukan tubuhnya yang berada di bawah pengaruh alkohol tanpa peduli keadaan sekitar.
Beberapa makanan berhamburan di lantai membuat apartemen itu nampak berantakan.
Akbi menatap sekeliling, ekspresi wajahnya ia buat seramah mungkin untuk menghargai teman-teman Anggit tapi jauh di dalam hati ia muak dengan pesta seperti ini.
Para sahabat Anggit adalah orang-orang bermuka dua yang hanya baik dikala Anggit sedang jaya dan akan meninggalkannya di saat terpuruk.
Sudah sangat lama Akbi harus menerima gaya bersosialisasi Anggit yang tidak sehat hanya untuk menjadikan gadis itu populer
