Dea “Tarik napas, keluarkan. Tarik napas lagi, keluarkan lagi.” Sudah hampir lima menit aku terus bermonolog untuk meredakan rasa gugup yang aku rasakan saat ini. Pasalnya, malam ini aku akan tidur satu ranjang dengan seorang laki-laki. Oke, kalian boleh menertawakanku karena alasan ini. Ini jelas sangat aneh, mengingat aku adalah perempuan yang sudah bersuami. Jadi tidur di samping laki-laki yang mana dia adalah suami sendiri sama sekali bukan hal yang perlu membuat gugup. Tapi kalian mengerti kan, kenapa aku begitu? “Dea,” aku langsung menoleh ke arah pintu ketika Mas Danish datang dari luar membawakan satu gelas s**u untukku. Keningku mengernyit heran. Memangnya sejak kapan aku suka minum s**u di