Dea “Udah jam tujuh kok Mas Danish belum pulang juga, ya?” gumamku sambil melirik ke arah jam dinding untuk yang ke sekian kalinya. Entah kenapa, hari ini aku merasa sangat kesepian. Jujur, aku juga bosan. Mau main ke tempat teman-temanku, rasanya kok nggak enak ninggalin rumah. Apalagi Mas Danish tadi sempat berpesan kalau aku jangan kemana-mana, kecuali mendesak. Itupun aku harus bilang dulu padanya. Sekitar lima menit kemudian, aku mendengar suara mobil Mas Danish masuk halaman rumah. Seketika itu, aku merasa sangat senang. Ini aku kenapa kaya gini ya? Jujur saja, aku merasa nggak bisa ditinggal Mas Danish lama-lama, tapi ketika kami sedang bersama, aku justru masih sering menjaga jarak. Aku benar-benar nggak tah