Aku tersenyum lebar menatap restoran yang berdiri megah di depanku, lalu mengedarkan pandangan sejenak sembari merapikan bajuku yang sedikit lusuh. Tidak lupa, aku juga merapikan rambutku yang sempat berantakan karena diterpa angin. Setelah dirasa penampilanku lebih rapi, aku segera masuk dan mencari meja nomor empat puluh satu. Belum sempat aku menemukan meja yang aku cari, tiba-tiba aku mendengar seseorang memanggilku. “Dea!” Seketika senyumku kembali mengembang ketika melihat Mas Danish melambaikan tangan dari kursi yang ada di sudut ruangan. Senyumku semakin mengembang lagi ketika melihat siapa yang saat ini duduk tepat di depan Mas Danish. “Wadaw, Nyonya Danish, apa kabar?” sapa orang itu sambil tersenyum tak kalah lebar begitu melihatku datang mendekat. “Hallo Mas Rey, aku b