Danish “Mas Danish, makan dulu yuk? Aku yang traktir. Mau apa aja aku beliin. Ya?” Entah sudah keberapa puluh kalinya, malam itu Key trus menawariku makan. “Nanti aja, Key. Aku belum lapar,” balasku pelan sambil sesekali meremas pelan tangan Dea, istriku yang sudah hampir tiga hari ini belum juga membuka matanya. “Gitu aja terus! Nanti Mas Danish sakit, loh? Tiga hari ini aku baru lihat Mas Danish makan dua kali, itupun cuma roti. Buat jagain Mbak Dea sepanjang malam juga butuh tenaga loh, mas?” “Nanti aku makan kalau udah lapar.” “Ya udah, aku telfon Tante Abil sekarang dan bilang kalau Mas Danish nggak mau makan---“ “KEY!” Suaraku meninggi lalu menatap Key tajam. “Apa?! Aku tahu, Mas Danish khawatirin Mbak Dea sampai nggak doyan makan. Aku tahu itu, tahu