Danish “Dea, aku pulang,” seruku malam itu, ketika aku barusaja pulang dari acara tasyakuran salah satu teman dosen yang istrinya baru saja lahiran. “Dea?” seruku sekali lagi tapi tetap tidak ada sahutan. Aku melepas sepatu dan kaus kakiku lalu mengganti dengan sandal rumahan. Aku berjalan ke dapur untuk mengambil minum, lalu bergegas masuk kamar karena tak mendapati Dea ada di ruang tengah. “De--- ya ampun, tumben banget udah tidur jam segini.” Aku hanya geleng-geleng heran ketika melihat Dea tidur dengan posisi menelungkupkan kepala di atas meja yang akhir-akhir ini sering dia gunakan untuk belajar. Oh iya, ngomong-ngomong Dea sangat serius dengan ucapannya, dia benar-benar rajin sekali belajar dan gencar mencari