“Hey, Bung!” Faruq menghampiri Afandi dan merangkulnya. “Pasti mau jenguk Latifa. Sini biar saya tunjukkan kamarnya,” tambah Faruq sambil membawa Afandi berjalan keluar kamar inap Fariz. “Saya tidak–“ “Iya, saya tahu. Pasti kamu tidak tahu di mana kamar Latifa. Tenang, saya bakal bawa kamu ke sana soalnya saya juga mau ke sana.” Faruq memotong. Ia masih merangkul Afandi sambil berjalan. Terpaksa Afandi mengikuti langkah sang dokter. “Gimana kerjaan? Lancar?” tanya Faruq di sela-sela berjalan. “I-iya.” Faruq terus mengajak Afandi berbicara. Afandi hanya menimpali dalam kebingungannya. Afandi berniat menjenguk Fariz. Ia akan ke tempat Latifa nanti. Namun, justru Faruq membawanya ke ruangan Latifa. Afandi berdecak sebal. ‘Mau mendekati Fariz sama Zia? Selama masih ada aku, tidak semu