Bab 122. Hak

1099 Kata

Zia menghadiahi pria yang baru saja sah menjadi suaminya tersebut dengan tatapan tajam. Faruq hanya mengulum senyum. Penghulu yang dalam hal ini yang bertindak adalah seorang kiai, meminta Faruq meletakkan telapak tangan di kepala Zia. Pria paruh baya itu membaca doa dan meminta Faruq menirukannya. Lantas, doa itu ditiup pada ubun-ubun Zia. Tidak lupa Faruq memberi salam tempel kepada kiai dan dua orang pria sebagai saksi. Ia memang sudah menyiapkan semua sebelumnya. Setelah semua selesai, pintu dibuka. Kiai dan saksi diperkenankan pulang. Satria ternyata masih ada di sana. Faruq menyunggingkan senyum. “Bung, kamu ingat seperti apa dulu kamu memperlakukan Zia? Seperti ini?” Faruq menghampiri istrinya, memeluk pinggangnya mesra, kemudian mengecup setiap inci wajahnya. Wanita itu hanya b

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN