Bab 123. Kekecewaan

1025 Kata

"Yang, ditanya dari tadi, kok, diem?” Faruq terpejam. Sementara hidungnya sibuk menghidu aroma harum tubuh sang istri dari belakang Juga tangannya mulai bergerak menyusuri bagian yang iya-iya. “Eh, i-itu. Sa-at saya di rumah sakit kemarin, di-dia terpaksa lepas sama saya, nggak mau ASI lagi,” jawab Zia terputus-putus. "Pak, i-ini tolong tangannya dikondisikan." Zia mulai menyetop tangan sang suami. Faruq terkekeh. “Grogi, ya, diginiin?” Bukannya berhenti, tangan itu makin menjadi-jadi. 'Pakai nanya. Iyalah. Ampun, mantan duda satu ini. Nggak ada jaim-jaimnya sama sekali. Baru nikah sudah kayak gini nakalnya.' Zia membatin. Faruq mengeratkan pelukan, tangan pria itu justru bergerilya makin nakal. "Pak–" Suara penolakan Zia yang pelan itu, justru terdengar seksi di telinga Faruq. Pr

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN