“Sekali lagi makasih banyak, Jon. Sungguh, kamu itu pahlawan buatku. Pahlawan kesorean,” ujar Anggi sesaat setelah kakinya menginjak tanah di pekarangan kontrakannya. “Makasihmu nggak tulus, Nggi. Tapi sama-samalah. Semoga temanmu segera mendapat keadilan,” sahut Joni sungguh-sungguh. Anggi mengangguk. “Aamiin.” “Aku balik dulu. Kalau ada apa-apa lagi, mohon sedikit sungkan meminta bantuan dari aku.” Anggi mencebik. “Bercanda. Kalau butuh bantuan lagi, aku bakal bantu kalau bisa. Ya udah, aku cabut dulu. Assalamualaikum.” “Waalaikumussalam. Sampein makasih juga buat masmu.” Anggi tersenyum simpul. Joni mengangguk, lalu bergegas tancap gas. Dengan langkah ringas tetapi hati berdebar tak karuan, Anggi ingin segera bertemu Nilna untuk mengatakan semua yang tadi dilihatnya. Entah baga