Apa salah jadi anak yatim piatu?

1322 Kata
Suasana di restoran itu tampak tak nyaman bagi Vanilla karena di depannya ini ada seorang Tante yang bisa dibilang sangat menyebalkan. Tante yang ada di hadapannya ini bukanlah keluarga dari suaminya hanya kenalan dari Mama mertuanya. Bahkan kalau Vanilla tak lupa jika dulu putri dari Tante yang ada dihadapannya itu pernah ingin menjodohkan dengan Nicholas tapi sayangnya suaminya yang memang tak tertarik wanita lain selain dirinya pun menolak dengan tegas hingga akhirnya lebih memilih dirinya. Sejak peristiwa penolakan perjodohan itu Tante yang bernama Ratih ini selalu saja menatapnya penuh kebencian karena mungkin gara-gara adanya dirinya keinginan untuk bisa menjadi bagian dari keluarga Haditama tidak berhasil. Tapi Vanilla tak ambil pusing tentang hal itu. "Wah sepertinya Bu Alya baru selesai belanja banyak sekali. Dan sepertinya kamu juga ikut belanja juga. Enak juga menjadi menantu keluarga tidak perlu kerja keras tapi bisa merasakan hidup yang mewah," sindir Tante Ratih. Vanilla tampak biasa saja ketika mendengar sindiran dari Tante Ratih jadi Vanilla sama sekali gak berpengaruh sama sekali. "Bukan begitu kok Bu Ratih saya belanja ini juga anak saya yang membelikan. Lagipula sekarang Vanilla juga sudah bekerja jadi apa yang dikatakan oleh ibu Ratih tidak benar. Tapi walaupun Vanilla tak bekerja pun saya juga tak mempermasalahkannya karena memang tujuan saya memiliki menantu bukan untuk disuruh bekerja," jawab Alya mencoba membela menantunya. "Saya gak berkata apa-apa kok Bu. Hanya saja saya hanya mengutarakan apa yang ada pikiran aja. Memangnya ibu gak dengar jika di beberapa perkumpulan ibu-ibu arisan yang kita ikutin banyak yang membicarakan tentang menantu ibu. Katanya menantu ibu itu kampungan dan hanya memanfaatkan kekayaan milik ibu aja. Bahkan ada yang bilang juga jika menantu ibu memakai cara yang tidak benar untuk bisa memikat hati anak ibu dan ibu juga. Apa ibu gak merasa aneh ketika ada seorang wanita yang gak jelas asal-usulnya tiba-tiba datang ke kehidupan putra ibu hingga berakhir mereka akhirnya menikah. Apakah ibu tidak merasa aneh?" tanya ibu rempong bernama Ratih itu. Vanilla yang tadinya hanya diam saja tak menggubris apapun yang dikatakan oleh Tante rempong yang ada di hadapannya pun langsung bereaksi karena ia tak suka dengan perkataan yang dikatakan oleh Bu Ratih itu. "Maksud Tante apa berbicara kalau asal usul saya tidak jelas?" tanya Vanilla dengan nada yang kesal. "Saya hanya mengatakan fakta saja. Saya lihat-lihat kamu bukan berasal dari keluarga yang terpandang seperti saya selain selain itu kamu juga seorang yatim piatu yang bahkan keluarganya sendiri tak menerima kehadiran kamu. Kalau saya jadi ibu Alya saya pasti curiga bagaimana bisa wanita seperti kamu bisa menjadi menantu di keluarga Haditama yang terpandang?" tanya Tante Ratih dengan nada yang menghina. "Memangnya ada yang salah jika seorang wanita yatim piatu tidak bisa menikah dengan laki-laki baik seperti suami saya atau bahkan menjadi menantu yang baik juga untuk keluarga Haditama? Sepertinya ini bukan hak Tante untuk menghakimi kehidupan saya. Selama ini saya diam ketika Tante terus saja menyindir saya dengan kata-kata yang tak pantas. Karena saya masih menghormati Mama mertua saya dan juga tidak mau memperpanjang masalah yang tak penting ini. Tapi lama-lama Tante sudah kelewatan dengan ucapan Tante yang sangat menyakitkan hati itu. Apalagi ketika Tante mengungkit tentang kedua orang tua saya. Saya benar-benar tak bisa terima akan hal itu. Dan satu hal lagi jangan salahkan saya jika suami saya lebih memilih saya daripada putri Tante yang suka genit kepada suami saya itu. Seharusnya Tante yang sadar diri dan memberitahukan kepada putri Tante untuk tidak menganggu suami orang jika tak ingin disebut pelakor," kata Vanilla penuh amarah. Kesabaran yang selama ini Vanilla pendam akhirnya meledak juga ketika wanita tua yang ada dihadapannya ini benar-benar sudah kelewatan dan membuat emosinya tak meledak. "Kamu menghina putri saya?" tanya Tante Ratih penuh emosi. "Gimana rasanya Tante dituduh tanpa bukti? Sakit kan? Itu yang saya rasakan ketika Tante memfitnah saya dengan kata-kata yang tak pantas bahkan terkadang hanya omong kosong belaka. Jadi Tante kalau kehidupannya tak mau diusik lebih baik jangan mengusik kehidupan orang lain. Untuk kali ini saya hanya akan sampai disini saja tapi nanti jika Tante sudah kelewatan maka saya akan mulai bertindak lebih jauh lagi. Karena jika saya sudah marah saya bisa melakukan apapun kepada orang yang sudah mengusik saya," kata Vanilla penuh penekanan. Ekspresi marah jelas terlihat dari wajah wanita paruh baya yang bernama Ratih itu. Biasanya ia akan selalu menang jika mengusik wanita yang sudah mengambil posisi putrinya untuk menjadi menantu di keluarga Haditama. Tapi kali ini urusannya lain dan Ratih kaget dibuatnya. Tapi ia tak akan berhenti sampai disini. "Bu Alya gak malu memiliki menantu bar-bar seperti dia? Bisa-bisa nanti dia hanya mempermalukan keluarga ibu saja," kata Tante Ratih tak mau kalah. Vanilla tiba-tiba baru saja sadar apa yang ia lakukan salah dan ia langsung melirik kearah mama mertuanya karena tak ingin membuat mama mertuanya malu. "Ma Vanilla minta maaf jika apa yang vanilla katakan berlebihan," kata Vanilla merasa bersalah. "Kamu tidak perlu minta maaf sayang karena apa yang kamu katakan sudah benar. Mama malah bangga memiliki menantu seperti kamu dan tak merasa malu sama sekali. Dan Bu Ratih disini saya masih menghormati ibu dengan sangat baik tapi saya kira apa yang ibu katakan kepada menantu saya sudah kelewatan. Saya tak pernah mempermasalahkan soal asal usul menantu saya atau bahkan jika menantu saya melakukan trik untuk bisa mendapatkan putra saya juga tak jadi masalah karena saya sangat mengenal menantu saya dan yang paling utama jika menantu saya ini bisa membahagiakan putra saya. Jadi ibu Ratih jangan pernah lagi mengatakan omong kosong di hadapan saya lagi karena jika ibu masih saja melakukan hal itu maka saya tidak segan-segan melaporkan tindakan ibu Ratih kepada pihak yang terkait. Saya juga meminta pengacara di keluarga Haditama untuk melayangkan gugatan kepada ibu atas tindakan tidak menyenangkan dan fitnah belaka," jawab Alya panjang lebar. Wajah wanita paruh baya bernama Ratih itu benar-benar sudah tak bisa dijelaskan. Hingga dia memilih untuk meninggalkan restoran dimana Vanilla dan juga Mama mertuanya berada. "Ma sekali lagi Vanilla minta maaf sama Mama kalau apa yang Vanilla lakukan tadi membuat malu keluarga. Selama ini Vanilla sudah berusaha menahannya tapi tadi perkataan dari Tante Ratih benar-benar sudah kelewatan dan aku merasa gak pantas aja. Jadi tadi aku membalas perkataannya sama aku dan aku lupa menahan diri tadi," kata Vanilla yang merasa bersalah. Alya melihat bagaimana rasa bersalah yang terlihat dari wajah sang menantu padahal hal itu benar-benar tak perlu dicemaskan sama sekali. "Sayang seharusnya Mama yang bertindak sejak dulu ketika mendengar perlakuan ibu Ratih sama kamu. Mulai sekarang Mama minta sama kamu jika ada orang yang memperlakukan kamu tidak baik maka kamu berhak untuk membalas ucapan dari orang itu. Selain itu kamu juga gak usah memikirkan soal menjaga nama baik keluarga segala. Kalau soal itu biar nanti papa dan juga Nicho yang akan urus. Yang paling penting gak ada lagi orang-orang kayak Bu Ratih yang menganggu kamu lagi," pinta Alya sambil mengelus tangan sang menantu. Vanilla benar-benar tak bisa berkata apa-apa lagi saat ini karena ia benar-benar beruntung memiliki mertua seperti mamanya ini. Selain baik dan juga pastinya sayang kepada Vanilla tapi juga perhatian dengan vanilla sehingga membuat Vanilla tak merasa sengsara hidup sebagai seorang anak yatim piatu. Terkadang Vanilla suka bingung ketika orang-orang mempermasalahkan tentang latar belakang keluarganya padahal keluarga suaminya sendiri tak pernah mempermasalahkan hal itu. Hal itu membuat Vanilla terkadang suka bingung pada dirinya sendiri. Hal besar apa yang dilakukan oleh Vanilla sehingga ia bisa mendapatkan kelautan baru yang begitu sangat mencintai dirinya. Dan membuatnya merasa dihargai. "Udah kita gak bahas soal itu setelah makan kita lanjut belanja lagi biar rasa marahnya hilang. Mama juga mau beli beberapa bahan makanan buat makan malam. Rencananya Mama mau buat steak buat makan malam jadi kita harus buru-buru beli bahannya sebelum nanti keburu sore," kata Alya yang mencoba mencairkan suasana. "Iya Ma," jawab Vanilla mengerti. Setelah itu mereka menikmati makan siang mereka berdua sebelum akhirnya mereka kembali pergi berbelanja beberapa barang untuk mereka berdua dan juga beberapa bahan makanan untuk membuat steak. Yang pasti sisa hari itu Alya berusaha membuat sang menantu senang.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN