Kelopak mata indah itu mengerjap kepayahan, dan langsung memicing saat sinar cahaya menyilaukan penglihatannya. Lelaki yang sejak tadi duduk menunggu di sebelahnya terkesiap kaget menyadari pergerakan samar dari tubuh Alika. "Ka!" sentaknya buru-buru membantu gadis itu duduk. Alika menelan ludah karena merasa tenggorokannya tering, menatap Arlan dengan kantung mata membengkak sembabnya. "M-mas hiks-hiks ... Mas A-arlan." Arlan melebarkan matanya kaget, spontan mendekap tubuh mungil Alika saat gadis itu tiba-tiba menangis. "... M-mas terluka k-karena aku .. huwaa hiks-hiks!!" tangisnya malah kian meledak. Arlan langsung menepuk-nepuk punggung Alika untuk menangkan gadis itu, entah kenapa pemuda itu justru menahan untuk tidak tertawa geli sekarang, padahal yang terluka dirinya tapi mal