MC - 34

1218 Kata

Pagi-pagi sekali, Fani sudah datang ke rumah salah satu teman Ayah yang berprofesi sebagai pengacara, yakni Pak Arif. Aku dan Ayah datang sedikit terlambat, karena sebelum ke sini, kami mengantar Bunda lebih dulu ke rumah Eyang. “Fan...” panggilku ketika melihat Fani dari tadi tampak melamun. Aku melihat matanya bengkak, tampak sekali kalau dia habis menangis terlalu lama “Gimana, Al?” “Enggak papa, jangan melamun.” Fani mengangguk, sambil tersenyum tipis. Aku melihat ada gurat putus asa di wajahnya. “Anna belum datang, Al?” tanya Ayah beberapa saat kemudian. “Sebentar lagi kayaknya, Yah.” Benar saja, tidak ada sepuluh menit kemudian, Anna tiba dengan napas sedikit ngos-ngosan. Kami sengaja bertamu pagi-pagi sekali atas saran dari si empunya rumah. Seperti permintaan Fani, ru

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN