Shania keluar dari dalam ruang UGD dengan tubuh bergetar dan air mata yang mengalir deras. Isakkan nya terdengar begitu memilukan. Keynal lebih dulu menghampiri Shania, dan membuat Shania langsung memeluknya dengan erat. "Pi " isakkan nya semakin kuat. Membuat Keynal, Papi nya mendekap anak nya dengan lebih erat lagi. Ada rasa sakit melihat anak nya menangis sehebat itu. "Tenang sayang. Alul gapapa kan ?" Shania menggeleng, masih terisak hebat. Rasa takutnya luar biasa, ia bahkan sampai bergetar menangani suaminya sendiri. Tadi, ia sedang akan pulang saat tiba - tiba ada ambulance datang dan membawa seorang korban kecelakaan. Ia langsung menahan napas saat seorang perawat mengatakan kalau korban itu adalah suami nya. Membuatnya langsung bergerak cepat. Bahkan, tanpa menunggu