Brak! Tiba-tiba Zul menendang guci, lalu menatapku dalam jarak yang sangat dekat. Karena terlalu dekat, aku bahkan bisa merasakan aroma mint dari embusan napasnya. "Kenapa kau sangat ingin bersama Tama?" "Kalau kujawab itu, kau harus menjawab pertanyaanku," lirihku, entah dia dapat mendengarnya atau tidak. Zul menyeringai. "Barter seperti biasa. Baik. Apa yang ingin kau tanya?" Dia memundurkan wajah, tapi masih dalam jarak beberapa senti di depanku. "Apakah Ero terlibat denganmu?" Dia berdecak kesal, lalu bersedekap. "Tidak. Kaki tanganku hanya Tania. Sekarang jawab aku, kenapa kau sangat ingin bersama Tama?" "Dia tempatku pulang. Kau tahu itu sejak dulu." "Bagaimana jika kubilang, orang yang selalu melindungimu sejak dulu adalah Elfen? Apa kau akan tetap me