"Aku tidak akan membiarkanmu mati di sini." Tersenyum, aku mengangguk lemah. Aku juga tidak akan membiarkanmu mati sendirian di sini. Aku segera menuju rumah dengan cukup penerangan. Tama menatap waspada sekitar. Dia sempat mengambil balok di dekat pagar, mungkin kayu bekas konstruksi rumah yang tak terpakai. Di undakan tangga menuju pintu, aku berhenti sesaat. "Kenapa?" tanya Tama. Dia tersenyum. "Jangan khawatir," diacungkannya tangan kanan yang memegang balok kayu, "aku akan menghajar mereka semua." Aku mengeratkan genggaman pada tangan kiri Tama, memgangguk lemah, lalu membuka pintu rumah bertingkat itu. Sesaat setelah kami masuk ke rumah, pintu di belakang tiba-tiba ditutup oleh seorang penagih hutang berkumis, di sudut kiri kami terlihat Yuda yang diikat di sebuah kursi, sement