53. Sang Dalang (4)

1145 Kata

Dor! Aku seketika terduduk di lantai seiring penagih hutang badan besar tumbang dengan kepala bersimbah darah.  Zul tertawa di sebelahku, sambil bertepuk tangan. "Nah, Ai. Sekarang kau dan aku sama," dia kemudian menepuk-nepuk pucuk kepalaku layaknya aku ini anjing kecil, "menyelamatkan orang yang kita sayang dengan membunuh orang yang menjadi penyebab dia menderita." "Kenapa kau tembak?!" teriak Tama, dengan sisa tenaganya. Aku hanya bisa terisak. Kenapa Tama marah? Aku melakukan ini untuknya. Aku tidak bisa membiarkan Tama mati. Setelah beberapa detik, aku baru menyadari sesuatu. "Kenapa rekan-rekan penagih hutang ini diam saja melihat bos mereka mati?" tanyaku. Zul mengedikkan bahu, kembali duduk di tempatnya tadi. "Karena aku sudah meracuni tubuh mereka. Jika ingin hidup, harus me

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN