44. Kasus Dimas (8)

1089 Kata

"Tidak ikut ke sana?" tanya seseorang. Aku menoleh ke samping, menatap Alif dalam balutan pakaian serba hitam. "Tidak. Aku tidak suka keramaian." Alif tak menanggapi, dia hanya menatap kosong ke pemakaman di depan. "Kau baik-baik saja?" tanyaku. Dia tersenyum kecil. "Tidak. Rekanku mati, bagaimana aku bisa baik-baik saja?" "Aku orang terakhir yang bersamanya." Alif tampak terkejut. "Dia mengatakan sesuatu?" Ini kesempatanku untuk mengakhiri semuanya. "Ya. Dia bilang, 'pergilah bersamanya' lalu dia menelan sesuatu." Alif tertawa, tapi air matanya menetes, secepatnya dihapus dari pipi. "Dia selalu begitu. Bertindak layaknya seorang pria. Bagaimana bisa dia menghentikanku dengan aksi bunuh dirinya..." Ketua OSIS ini mengepalkan tangan, badannya bergetar. "Kau berbohong, kan? Isnani t

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN