“Jadi namanya Dewina. Anak kedua dari rekan bisnis papamu. Lulusan universitas bergengsi Singapura, jurusan bisnis dan manajemen seperti kamu. Dia sudah dipersiapkan mamanya untuk mengambill alih cabang retoran yang baru buka di Flin. Pokoknya Mama mau kencan kali ini berhasil, jangan seperti sebelum-sebelumnya. Alasan tidak suka atau bukan tipemu itu sudah basi. Jadi, jangan mengacau untuk kesekian kalinya.” Shaka mendengkus pelan, makin kehilangan selera makan. Dari awal dia tidak ingin pulang, tapi dia menghormati orang tuanya. Apalagi dalam minggu ini, baru malam ini dia menginjakkan kaki di rumah. Biasanya kalau tidak terpaksa, Shaka bisa sampai dua atau tiga kali berkunjung, menyempatkan waktu berkumpul keluarga meskipun tidak lama. “Kalau yang ini gagal juga, jangan salahkan kami