Safana melamun, hingga tidak sadar Mara ada di samping. Kalau saja Mara tidak menyentuh bahu Safana untuk memberitahu kehadirannya, maka sampai beberapa saat kemudian dia tidak sadar. “Mikirin apa, sih?” tanya Mara dengan kening berkerut, merasa aneh saja karena Safana tidak pernah seserius ini saat melamun. “Kamu kayak orang yang punya masalah berat, Fa. Lipatan di keningmu ada tiga.” “Iya, aku punya masalah berat ...” jawab Safana lirih. Sekarang dia menekuk kaki, lalu bertumpu dagu di atas lutut. Wajah Safana terlihat merana, helaan napas berat lepas begitu saja dari mulutnya. “Aku salah apa, ya? Kenapa dia selalu minta aku harus paham dan mengerti. Padahal kurang paham dan mengerti apalagi aku ini?” “Dia siapa? Temanmu? Cowok?” Mata Mara langsung mendelik penuh selidik, merasa ada ya