“ Sayang, yakin mau kita pisah? "Tanya Bian dengan nada yang terdengar sangat tertekan. " Iya. Aku mau kita pisah.” Jawab Amel mantap. Mendengar jawaban Amel, dengan cepat Bian langsung mencengkram pergelangan tangan Amel penuh emosi. Mungkin, untuk membujuk Amel, Bian masih bisa berusaha untuk sabar, meski Bian tidak punya stok banyak kesabaran. Tapi, mendengar kata pisah, Bian jadi murka. “Beri aku alasan, kenapa kamu ingin kita selesai! “ Ujar Bian dengan nada yang ditekankan di setiap kalimatnya, bersamaan dengan cengkraman yang semakin kuat di pergelangan tangan Amel. “Pah, sakit, “ lirih Amel pelan, karena memang merasakan sakit yang memang beneran sakit di pergelangan tangannya, bukan hanya sekedar alasan. “Sakit Sayang bilang? Sakit ya Sayang? “ tanya Bian yang semakin kuat