Bab 10

1115 Kata
"Kenapa? Terkejut? Mau bertanya kemana priamu? Atau mau bertanya kenapa aku ada disini,kenapa bukan pria mu yang ada disini? “ tanya Angga dengan wajah yang terlihat sangat merah, tanda kalau Angga benar-benar murka pada Amel, membuat tubuh Amel langsung gemetaran karena terkejut mendengar pertanyaan Angga, terlebih Amel juga melihat wajah marah Angga, itu membuat Amel sangat takut. “ Ap-apa maksud Kak Angga? “ tanya Amel dengan nada terbata. Angga mendekati Amel, dan menjepit kedua pipi Amel kuat, hingga warna kulit wajah Amel yang semula putih mulus, jadi terlihat merah. “Katakan, siapa pria yang kamu bawa ke kamar ini! “ titah Angga dengan wajah murkanya, namun tidak membuat Amel merasa sakit, justru Amel merasa lega karena Angga tidak tahu siapa pria yang ada di kamar itu saat bersamanya tadi. “Tidak ada, Kak. Tidak ada pria manapun yang aku bawa masuk kesini, “ ujar Amel dengan suara yang terdengar sangat kesusahan, karena Angga menjepit wajahnya cukup kuat. “Jangan bohong! Aku tau ada pria lain dikamar ini. Ada sisa parfum pria, ada sisa batang rokok juga. Jadi tidak mungkin kamu tidak membawa masuk pria lain ke rumah! “ bentak Angga setelah menunjuk sisa rokok yang ada atas meja kecil dekat sofa, membuat Amel terkejut. Beruntungnya Amel tidak kehilangan akal, Amel langsung melepaskan tangan Angga, dan memeluk Angga dengan lembut lalu tangannya meraba saku celana Angga, dan mengambil rokok yang memang selalu Angga bawa kemana-mana, dan mengambil satu batang lalu meletakkan pada jepitan bibirnya, dan menunjukkan pada Angga. “ Mau di kamar ini ada bau parfum pria, atau bahkan ada bekas rokok, itu tidak bisa membuktikan kalau di kamar ini ada pria lain. Zaman sekarang nggak harus pria saja yang bisa menikmati sebatang rokok, tapi seorang perempuan juga bisa. Begitu pun juga dengan aku. "Ujar Amel panjang lebar seraya menunjukkan bibirnya saat menghisap rokok yang diambil dari saku celana Angga, membuat kening Angga langsung berkerut karena tidak percaya kalau Amel suka merokok. “ Kamu suka ngerokok? “tanya Angga yang langsung membuat Amel tersenyum. " Kak Angga tidak perlu banyak curiga sama aku, karena Kak Angga tidak mengenal aku lebih jauh. Kak Angga hanya mengenalku sebagai seorang istri tapi tidak mengenalku secara dalam. Selama ini Kak Angga tidak tahu jadwal kuliahku hari apa, makanan kesukaanku apa? Dan apa yang tidak aku sukai, Apalagi aku yang seorang wanita jadi perokok, itu Kak Angga juga tidak tahu. Jadi Kak Angga jangan banyak curiga sebelum Kak Angga mengenalku lebih jauh. “Jawab Amel panjang lebar, membuat Angga langsung mendorong tubuh Amel agar menjauh dari tubuhnya. " Awas kau macam-macam! "Ujar Angga yang langsung keluar dari kamar tersebut, dan menutup pintu kamar tersebut secara kasar. Amel melihat Angga sudah pergi langsung menghilang nafasnya dengan legal, Seraya mengelus dadanya dengan pelan, merasa iya selamat dari kemurkaan Angga. Amel pun mulai membereskan kamar tersebut mencoba untuk merapikan kamar tersebut seperti semula, serta membuat aroma di kamar itu jadi kembali seperti aroma sebelum adanya pria yang ia bawa tadi, dan membuang bekas rokok pria itu secara kasar karena kesal. "Bisa-bisanya dia meninggalkan jejak di sini. Benar-benar mencari masalah." Gumam Amel dengan begitu kesalnya, dan meneliti kembali kamar tersebut, agar tidak ada sesuatu yang ketinggalan milik pria itu, dan tidak menambah masalah baru. Setelah dirasa semuanya sudah aman, Amel keluar dari kamar tersebut, dan beralih menuju ke kamarnya sendiri. Jadi Amel pikir Angga ada di kamarnya, tapi ternyata kamarnya kosong. Amel pun kembali keluar, dan menuruni anak tangga untuk melihat Apakah Angga ada di bawah atau tidak. Setelah Amel berada di bawah, ternyata Angga juga tidak ada. Amel mencari Angga di setiap ruangan, bahkan sampai keluar rumah, tapi Amel tidak menemukan Angga. Amel baru menemukan Angga, ternyata Angga ada di samping rumah, dan sedang menelepon seseorang. Amel langsung bersembunyi, dan mencoba untuk menguping pembicaraan Angga dengan orang yang ada di balik telepon tersebut, dan ternyata Angga Tengah teleponan dengan Bian. Amel langsung menajamkan pendengarannya, penasaran Apa yang dibicarakan oleh Angga dengan Bian. “ Kalau begitu, Papa Jelaskan dikantor saja. Aku akan ke kantor Papa. “ Kalimat itulah yang didengar oleh Amel, dan setelah itu Amel langsung buru-buru pergi agar tidak ketahuan kalau dirinya menguping pembicaraan Angga dengan Bian, meski Amel tidak seberapa Mendengar pembicaraan mereka, tapi Amel tidak ingin Angga berpikir buruk atau berpikir kalau dirinya panjang pembicaraannya dengan Bian. Angga tidak berpamitan pada Amel. Angga langsung pergi begitu saja, dan Amel juga tidak mencegah kepergian Angga, karena Amel sudah tahu kalau Angga ada kepentingan dengan Bian. Setelah kepergian Angga, Amel Jadi bertanya-tanya, sebenarnya apa yang ingin Bian Jelaskan pada Angga, Kenapa sepertinya Angga sangat membutuhkan penjelasan dari Bian. Amel penasaran Apa masalahnya, dan kenapa Angga terlihat begitu sangat terburu-buru, atau bahkan Angga menganggap sebagai permasalahan yang penting, hingga Angga langsung pergi begitu saja. Tidak berselang lama Angga pergi, tiba-tiba Angga balik lagi, dan itu membuat Amel penasaran apa yang ketinggalan Kenapa Angga balik lagi. “ Kak Angga darimana? “ tanya Amel pura-pura bertanya, dan pura-pura tidak tahu kalau Angga tadinya sudah pergi. “Kamu masak, sekalian masak yang banyak untuk makan malam kita, karena Papa mau makan malam di sini. Aku ada keperluan sama papa. Jadi kamu jangan menyinggung soal papa akan makan malam bersama kita. “Ujar Angga memberitahu Amel kalau Bian akan makan malam bersama, Bahkan dia sampai memperingati Amel Agar Amel tidak menyinggung Bian, karena Angga mengingat pada saat Amel memberitahu anda kalau sang Papa mertua akan ikut sarapan bersama. “ Ya sudah. Kalau begitu aku siapkan makanan untuk makan malam nanti,” ujar Amel yang langsung ditahan oleh Angga. "Sebelum kamu menyiapkan makan malam untuk kita, kamu bereskan dulu kamar papa, ingat harus rapi. Papa tidak suka berantakan, dan kamu harus membuat papa tidur dengan nyaman, karena papa akan menginap di sini. "Ujar Angga yang hanya dibalas dengan anggukan kepala saja oleh Amel. Amel pun mulai mengerjakan pekerjaan yang diperintahkan oleh Angga, mulai dari membereskan kamar Bian, lalu membawa langkahnya ke dapur untuk masak. Sedangkan Angga, Angga sudah kembali ke kamarnya. Tepat pada jam 07.00 malam, Bian sudah datang, dan Amel juga sudah menata makan malam di meja makan, tinggal mempersilahkan kedua pria di rumah itu untuk makan malam. Setelah selesai makan malam bersama, Angga menyuruh Amel untuk ke kamar, dan melarang Amel keluar sebelum angga datang. Amel pun menurut. Amel tetap di kamar selama Angga bicara dengan Bian. Karena Amel merasa bosan di kamar, akhirnya Amel ketiduran. Di jam 10.00 malam, Bian membawa langkahnya ke kamar untuk istirahat, anehnya Bian bukan masuk ke kamar yang sudah disiapkan oleh Angga, justru Bian masuk ke kamar Angga, lebih tepatnya kamar dimana Amel berada. Bian dengan perlahan menutup pintu kamar Amel, dan mendekati Amel. “Beby, pindah ranjang. Aku kangen. “ Bisik Bian yang membuat Amel langsung terbangun. “Pah… aku…
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN