Bab 94. Wejangan Ian

1172 Kata

"Kakak jangan marah-marah, dong!" sergah Meli seraya berdiri. "Jangan omelin pacar aku." Kedua mata Ian membelalak sementara Wina menggeleng pelan di belakang Ian. Apalagi ketika Ian menatap ke arah Egi, mantan asistennya itu hanya nyengir lalu menggaruk kepalanya yang tak gatal. Sungguh terlihat tak bersalah, pikir Ian. "Kamu macarin adik aku selama dua tahun lebih dan sampai sekarang ... kamu nggak pernah bilang apa-apa," kata Ian seraya duduk. "Aku nggak terima dengan sikap kamu." Egi mengangguk pelan di sebelah Meli. Ia menarik lengan Meli agar kekasihnya itu kembali duduk. "Saya minta maaf, Tuan. Saya ... sebenarnya saya ingin cerita. Tapi saya tidak yakin dengan reaksi Anda. Jadi, saya menunda untuk memberitahu Anda." "Menunda hingga kalian ketahuan oleh mama," ujar Ian dengan na

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN