Peter setengah menyeret wanita petugas resepsionis itu melangkah menuju ke pintu keluar, beberapa tamu yang bersembunyi di pinggir mencuri-curi pandang ke arahnya. Mereka takut jika Peter berbuat nekat atau malah melepaskan timah panasnya ke sembarang orang. ‘Bughk!’ Wanita petugas resepsionis itu terjatuh sebab hak sepatunya tiba-tiba patah. “Cepat berdiri!” perintah Peter dengan suara keras membentak. “I-iya,” sahut wanita itu agak terbata dan takut, ia segera melepaskan kedua sepatunya dan berjalan hanya menggunakan kaos kaki saja. “Dan kau, tetap diam jangan bergerak di tempatmu! Aku tahu kamu sedang mengincar diriku!” Peter berujar kepada Thomas. “Sialan! Dia cepat bereaksi. Aku pikir aku memiliki kesempatan untuk menerjang Peter.” Benak Thomas yang memang untuk sedetik yang lal