bc

Ranjang Rahasia Sugar Daddy

book_age18+
578
IKUTI
7.0K
BACA
revenge
love-triangle
family
HE
escape while being pregnant
love after marriage
age gap
fated
second chance
friends to lovers
playboy
kickass heroine
boss
heir/heiress
drama
sweet
bxg
lighthearted
kicking
bold
city
office/work place
childhood crush
disappearance
love at the first sight
friends with benefits
addiction
like
intro-logo
Uraian

Blurb.

#AdultRomance

#Warning21+

Karena kecewa dengan seorang wanita, Thomas Anderson menjadi Sugar Daddy dan suka bergonta ganti wanita. Hingga suatu waktu dia jatuh cinta dengan Anya Judith—Sugar Baby yang selama ini berhasil membahagiakannya. Keduanya-pun menikah.

Akan tetapi, suatu hari putra kandung Thomas muncul dan minta pertanggungjawabannya karena sudah menelantarkan dia dan Vivian—mantan kekasih Thomas masa lalu yang ternyata tengah hamil saat ditinggalkan.

Bagaimana pernikahan Thomas dan Anya setelah kemunculan putra kandung Thomas bersama mantan kekasihnya?

Baca kisah seru romansa Sugar Daddy dan Sugar Baby hanya di sini.

chap-preview
Pratinjau gratis
Tanpa Ikatan.
“Itu tidak mungkin! Kau jelas bukan anakku! Aku tidak pernah menikah dan tidak mungkin memiliki seorang anak!” Thomas menggelengkan kepala dan mengingkari apa yang dikatakan oleh pemuda di depannya. “Terserah kau percaya atau tidak, tapi itu adalah kenyataannya. Aku sendiri tidak sudi memiliki ayah yang seperti dirimu! Seorang sugar daddy dengan banyak sugar baby yang menjadi korban nafsu syahwatmu. Entah berapa belas atau bahkan puluhan wanita yang telah kau tiduri!” “Lantas kenapa kau muncul di depanku? Sebaiknya kau enyah dan kita jalani saja hidup kita masing-masing seperti selama ini?! “Aku datang untuk memberimu pelajaran dan tentu saja menuntut hakku atas seorang anak!” *** Jam delapan pagi di awal bulan Desember, New York telah diguyur hujan salju sejak malam tadi yang membuat suhu udara hari ini menjadi sangat dingin. Sepagi ini, di kala orang-orang sedang bermalas-malasan dan tetap berada di tempat tidur mereka, Anya sudah bangun dan duduk di ranjang meraih selimut dan melilitkannya di sekujur tubuhnya. Ia tidak mengenakan sehelai benang pun di dalam selimut yang ia kenakan tersebut. Kepalanya menoleh ke arah seorang laki-laki yang jika dilihat dari segi umur dan penampilan, maka laki-laki itu lebih pantas menjadi ayahnya. “Apa Om yakin mau pergi sekarang? Di luar sedang turun hujan salju loh, Om?” Laki-laki yang sudah beres mengenakan kembali jas dan dasinya itu menoleh ke arah Anya dan mengangguk. “Ya, aku harus tetap ke kantor. Siang nanti ada rapat super penting yang harus aku hadiri!” “Tidak bisakah Om Thom libur, hari ini saja? Aku masih kangen dan ingin kembali memeluk Om. Keperkasaan Om semalam benar-benar memuaskan!” Thomas menggelengkan kepalanya, “Aku tidak bisa. Pekerjaanku sangat penting dan tidak bisa aku tinggalkan meski hanya sehari saja!” “Kalau begitu, nanti sore dan malam kita akan bertemu lagi kan?” Thomas diam, ia berjalan menghampiri koper yang sejak malam ia taruh di samping meja kecil dalam kamar hotel mewah yang ia sewa. Membuka koper tersebut dengan menyamakan kombinasi angka yang menjadi mekanisme pengunciannya. Ia meraih sebuah amplop cokelat yang cukup besar. Menutup kembali kopernya dan kemudian menghampiri Anya, ia menyerahkan amplop tersebut. “Ini untukmu! Aku senang kita sudah bersama selama ini.” Anya meraih amplop yang diberikan oleh Thomas dan mengintip isinya, lembaran dolar terlihat rapi berbaris di sana. “Om Thom, apa ini tidak kebanyakan?” tanya Anya heran dengan jumlah uang yang diberikan oleh Thomas kepadanya. Thomas menghela nafas dan menatap gadis yang sudah menjadi gula baginya selama kurang lebih dua bulan ini. “Anggap saja itu sebagai hadiah perpisahan kita berdua. Mulai hari ini, jangan menghubungi aku lagi!” tegas Thomas. Anya terhenyak, ia segera berdiri dan bangkit dari ranjang, masih dengan lilitan selimut di tubuhnya. Ia menghampiri Thomas dan memeluk laki-laki yang sudah memberikan semua kenikmatan dan juga uang yang ia butuhkan selama dua bulan ini. “Jangan pergi, Om Thom. Aku masih membutuhkan Om.” pinta Anya mengiba. Thomas melepaskan pelukan Anya dan berbalik menghadap ke arahnya, mengecup bibir Anya dengan lembut dan mesra. “Aku juga senang bisa menghabiskan malam-malam denganmu dan berbagi kehangatan bersama. Tapi kita harus menyudahi semua ini sebelum kita berdua sama-sama berat untuk berpisah! Aku tidak ingin terlalu lama menjalin hubungan dengan wanita mana pun juga. Aku ini laki-laki yang memilih kebebasan dan tidak suka terperangkap dalam sebuah kerangka pernikahan mana pun juga. Aku harap kamu juga mengerti, semua kebersamaan kita selama ini hanya sekedar saling memenuhi kebutuhan masing-masing. Aku memenuhi kebutuhan biologisku dan kau memenuhi kebutuhan dirimu! Karena itu sudah cukup, makanya kita harus berpisah. Selamat tinggal, Anya!” jelas Thomas, ia kali ini meneruskan langkah dan keluar dari dalam kamar hotel yang sudah ia sewa. Anya tertegun selama beberapa saat, hal ini sudah bisa ia duga dan cepat ataupun lambat akan terjadi juga. Benar apa yang dikatakan oleh Thomas, hubungan mereka selama ini hanya berdasarkan hubungan karena pemenuhan kebutuhan masing-masing. Melangkah menuju ke jendela dan menatap pemandangan di bawah sana, hujan salju masih saja turun. Salju tampaknya akan menjadi penghias kota New York selama bulan Desember ini membuat semuanya menjadi putih dan membeku jika tidak mengenakan mantel atau jaket. “Entah kenapa aku merasa kehilangan dengan perpisahan tiba-tiba yang dilontarkan oleh Om Thom. Padahal aku tahu jika hubungan kami berdua hanya sekedar hubungan antara sugar daddy dengan sugar baby-nya saja. Entahlah, mungkin baru kali ini aku merasakan ada orang yang bersedia memberikan semua hal yang aku minta dalam sebuah hubungan,” lirih Anya berbisik kepada dirinya sendiri dan ia perlahan mengusap air mata yang mengalir menjadi parit kecil di pipinya. ‘Tok! Tok! Tok!’ Sebuah ketukan di pintu terdengar, Anya menghela nafas dan berusaha untuk mengelap tuntas air matanya agar tidak terlihat sama sekali. Ia lalu melangkah membukakan pintu kamar. Seorang laki-laki sebaya dengannya masuk ke dalam kamar begitu Anya membukakan pintu. “Bagaimana? Berhasil? Dia sudah pergi kan?” Anya mengangguk dan menunjuk ke arah ranjang. Laki-laki itu segera berjalan menuju ke arah ranjang dan tersenyum lebar ketika menemukan amplop cokelat yang menggelembung. Tanpa ragu ia membuka dan tertawa senang melihat jumlah uang yang ada di dalamnya. Dengan segera ia pun mengantongi amplop berisi uang yang seharusnya menjadi hak milik Anya. “Kerja bagus! Kamu memang pacarku yang sangat baik! Kapan kalian akan kembali kencan?” Anya menghampiri dan menggelengkan kepalanya. “Mungkin tidak akan pernah. Dia sudah memutuskan hubungannya denganku. Dengar, Peter. Aku sudah memikirkan hal ini. Sebaiknya kita hentikan saja sampai di sini dan tidak usah bertindak lebih jauh lagi dari sekarang ini.” Anya memberikan usulan. “Kenapa tidak? Dengar, aku sudah susah payah memasang banyak kamera di kamar ini sejak satu minggu yang lalu. Sekarang aku sudah punya rekaman kalian bercinta semalam sebagai alat untuk kita memeras pria tua itu. Uang yang dia miliki sangat banyak. Kehilangan beberapa juta dolar tidak akan membuat pria itu bangkrut!” “Tapi apa itu tidak keterlaluan, Peter? Apa kita tidak menjadi orang yang jahat kepadanya?” Peter menatap tajam Anya. “Apa kamu sudah lupa? Kalau bukan karena pertolonganku, kamu tentu sudah mati membusuk saat bertemu dengan gerombolan b******n yang telah merampokmu waktu itu? Atau kamu lebih suka kalau kamu bertemu kembali dengan mereka?!” ancam Peter. Anya menggeleng, “Tidak Peter. Aku tidak melupakan jasamu menolongku. Tapi hanya saja aku sedikit merasa tidak enak jika harus memeras Om Thomas.” “Kamu tidak harus merasa begitu. Dia itu seorang sugar daddy, berapa banyak wanita yang sudah dia kencani dalam hidupnya? Kamu hanya satu diantara sekian banyak saja! Dalam beberapa hari dia akan lupa dan kembali mencari sugar baby lainnya. Karena itulah, kita harus memerasnya. Dengan uang yang akan kita dapatkan nanti, kita berdua bisa hidup mewah dan berfoya-foya setiap hari. Aku juga akan menikahi dirimu, seperti yang aku janjikan kepadamu!”

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Rayuan Sang Casanova

read
3.8K
bc

Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar

read
6.4K
bc

Takdir Tak Bisa Dipilih

read
8.7K
bc

Kusangka Sopir, Rupanya CEO

read
30.2K
bc

Terjebak Pemuas Hasrat Om Maven

read
32.3K
bc

Desahan Sang Biduan

read
36.8K
bc

Benih Cinta Sang CEO 2

read
19.6K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook